KEDATANGAN JEPANG DI INDONESIA



kedatangan Jepang
Sejak pengeboman Pearl Harbour[1] oleh angkatan udara Jepang pada 8 Desember 1941, serangan terus dilancarkan ke angkatan laut Amerika. Selain itu, serangan Jepang juga diarahkan ke Indonesia. Serangan terhadap Indonesia tersebut bertujuan untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti minyak tanah, timah, dan aluminium. Sebab, persediaan minyak di Indonesia diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan Jepang selama Perang Pasifik.
Tujuan Jepang menguasai Indonesia adalah:
  1. Mewujudkan cita-cita Hakko Ichiu[2]
  2. Untuk mendapatkan bahan mentah dan bahan bakar bagi kepentingan industry Jepang
  3. Menjadikan Indonesia tempat pemasaran hasil industry jepang
  4. Menjadikan Indonesia tempat untuk mendapatkan tenaga buruh
Pada Januari 1942, Jepang mendarat di Indonesia[3] melalui Ambon dan seluruh Maluku. Meskipun pasukan Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger (KNIL) dan pasukan Australia berusaha menghalangi, tapi kekuatan Jepang tidak dapat dibendung. Daerah Tarakan[4] (11 Januari) di Kalimantan Timur kemudian dikuasai oleh Jepang bersamaan dengan Balikpapan (12 Januari 1942). Jepang kemudian menyerang Sumatera setelah berhasil memasuki Pontianak. Bersamaan dengan itu Jepang melakukan serangan ke Jawa (Februari 1942).
Pada tanggal 1 Maret 1942, kemenangan tentara Jepang dalam Perang Pasifik menunjukkan kemampuan Jepang dalam mengontrol wilayah yang sangat luas, yaitu dari Burma sampai Pulau Wake. Setelah daerah-daerah di luar Jawa dikuasai, Ini merupakan strategi Jepang untuk menguasai Jawa yakni dengan menguasai terlebih dahulu daerah-daerah di sekitarnya. Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah Jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda.
Dalam upaya menguasai Jawa, telah terjadi pertempuran di Laut Jawa, yaitu antara tentara Jepang dengan Angkatan Laut Belanda di bawah Laksamana Karel Doorman. Dalam pertempuran ini Laksamana Karel Doorman dan beberapa kapal Belanda berhasil ditenggelamkan oleh tentara Jepang. Sisa-sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri menuju Australia. Sementara itu, Jenderal Imamura dan pasukannya mendarat di Jawa pada tanggal 1 Maret 1942. Pendaratan itu dilaksanakan di tiga tempat, yakni di Banten dipimpin oleh Jenderal Imamura sendiri. Kemudian pendaratan di Eretan Wetan-Indramayu dipimpin oleh Kolonel Tonishori dan pendaratan di sekitar Bojonegoro dikoordinir oleh Mayjen Tsuchihashi. Tempat-tempat tersebut memang tidak diduga oleh Belanda.
Untuk menghadapi pasukan Jepang, sebenarnya Sekutu sudah mempersiapkan diri, yaitu antara lain berupa tentara gabungan ABDACOM[5], ditambah satu kompi Akademi Militer Kerajaan dan Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Jawa Barat. Di Jawa Tengah, telah disiapkan empat battalion infanteri, sedangkan di Jawa Timur terdiri tiga battalion pasukan bantuan Indonesia dan satu batalion marinir, serta ditambah dengan satuan-satuan dari Inggris dan Amerika. Meskipun demikian, tentara Jepang mendarat di Jawa dengan jumlah yang sangat besar, sehingga pasukan Belanda tidak mampu memberikan perlawanan. Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa.
Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang. Tentara Jepang terus bergerak ke selatan dan menguasai kota Buitenzorg (Bogor). Dengan mudah kota-kota di Jawa yang lain juga jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang diwakili Jenderal Imamura. Penandatanganan ini dilaksanakan di Kalijati[6], Subang. Dengan demikian berakhirlah penjajahan Belanda di Indonesia. Kemudian Indonesia berada di bawah pendudukan tentara Jepang. Gubernur Jenderal Tjarda ditawan. Namun Belanda segera mendirikan pemerintahan pelarian (exile government) di Australia di bawah pimpinan H.J. Van Mook.
[1] Serangan Jepang ke Pearl Harbour dilakukan secara mendadak sehingga sangat merugikan bagi Amerika Serikat. Ada beberapa penyebab, Jepang melakukan serangan ke Pearl Harbour antara lain; (a) untuk menghambat bantuan militer Amerika Serikat ke negara Sekutunya yang berkuasa di Asia; (b) Ambargo Amerika Serikat seperti besi, baja dan minyak ke Jepang, sehingga melumpuhkan ekonomi Jepang; (c) Jepang ingin menjadi negara terkuat di kawasan Asia-Pasifik; (d) Amerika Serikat menentang ekspansi Jepang di Cina; (e) Melumpuhkan militer Amerika Serikat terutama angkata lautnya.
[2] Hakko Ichiu atau delapan penjuru dunia satu atap merupakan slogan persaudaraan yang digunakan Jepang untuk menciptakan kemakmuran kawasan Asia Timur Raya. Hakko Ichiu berarti juga seluruh negeri bagaikan satu rumah.
[3] Secara berurutan Jepang mulai menguasai Hindia Belanda yang diawali dengan penaklukan Tarakan, Kalimantan Timur (11 Januari 1942), Balikpapan (24 Januari 1942), Pontianak (29 Januari 1942), Samarinda (3 Februari 1942), dan Banjarmasin (10 Februari 1942). Setelah berhasil menguasai wilayah luar Jawa. Jepang kemudian memusatkan serangannya ke Pulau Jawa. Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang berhasil mendarat di tiga tempat sekaligus, yaitu di Teluk Banten, di Eretan Wetan, sebelah barat Cirebon (Jawa Barat), dan Kragan (Jawa Tengah). Setelah menguasai wilayah tersebut, Belanda pada tanggal 5 Maret 1942 mengumumkan Batavia (Jakarta) sebagai kota terbuka. Artinya, Batavia tidak akan dipertahankan oleh pihak Belanda. Serbuan tentara Jepang  ke Indonesia yang demikian besar membuat tentara Belanda tidak mampu bertahan. Akhirnya, pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat terhadap Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Sejak saat itu, Indonesia dikuasai oleh Jepang
[4] Tarakan merupakan daerah yang terletak di Kalimantan Timur (sekarang masuk Kalimantan Utara) merupakan daerah yang kaya akan minyak. Di Tarakan pada saat kedatangan Jepang, terdapat 700 sumur minyak, penyulingan minyak dan lapangan udara. Pemimpin Jepang dalam rangka mengusai Tarakan dipimpin oleh Mayor Jenderal Sakaguchi Shizuo. Pertempuran selama satu hari satu malam dan pada akhirnya tentara KNIL menyerah kepada Jepang. Pada saat itu tentara KNIl melakukan strategi bumi hangus untuk menghancurkan kilang minyak agar tidak dapat dimanfaatkan oleh Jepang.
[5] ABDACOM merupakan gabungan tentara dari Amerika Serikat, British (Inggris), Dutch (Belanda) dan Australia.
[6] Kalijati merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KEDATANGAN JEPANG DI INDONESIA"

Posting Komentar

Terima kasih sudah memberikan komentarnya,karena dengan komentar anda semua akan sangat membangun buat tim kami untuk lebih banyak lagi berbagi maanfaat.